Akhir Sebuah Penantian - Cerpen Cinta

AKHIR SEBUAH PENANTIAN
Karya Mutiara Anggita Lestari

Pagi ini tepat di lapangan basket SMA Global Mandiri Jakarta, Marsya dan Elma sedang duduk-duduk di kursi sambil memakan beberapa cemilan yang baru di belinya di kantin sekolah, mereka sedang dalam pelajaran olahraga dan mendapat waktu istirahat sejenak. Marsya diam-diam mengagumi teman sekelasnya yang bernama Andra, dia tampan dan jago dalam bermain bola basket, kali ini Marsya memakan cemilannya sambil memperhatikan tingkah laku Andra yang sedang bermain Basket di lapangan bersama teman-teman tim basketnya, hali ini membuat Elma heran dan menegurnya.
“woy.! Ngeliatin siapa sih?” Tanya Elma sembari menepuk punggung Marsya.
“ha? Eh.. emmm.. engga kok gak ngeliatin siapa-siapa, Cuma itu ngeliatin pohon-pohon di sanaa, bagus ya?” jawab Marsya mengelak.

Akhir Sebuah Penantian
Elma memandang Marsya dan berkata “ah, bohong aja nih.. ngaku deh Sya”
“huh, oke, tapi lo jangan bilang siapa-siapa ya, gue malu”
“iya, ngeliatin siapa?”
“hmmm..An..An..Andra ”
“what? Hahahaha cieee cieee, lo suka nih sama dia?”
“uhhmmm.. iya”
“gue bilangin ya”
“eh apaan sih lo, udah ah kumpul lagi yuk, kayanya pak Edo udah di Lapangan” balas Marsya lalu menarik Elma kembali ke kawan-kawan sekelasnya. Praktek olahraga kali ini mempelajari permainan Badminton, pak Edo membuat couple untuk praktek, senangnya Marsya couple dengan Andra, cowok yang ia kagumi.
“Marsya dan Andra” ujar Pak Edo memanggil nama MArsya dan Andra untuk segera bermain Badminton, Marsya dan Andra terlihat seimbang sampai-sampai anak-anak yang lain terpana melihat KOk (bola untuk bermain Badminton) tak sering terjatuh. Bahkan sampai ada yang menggoda mereka sampai akhirnya giliran mereka selesai dan bertambah godaan dari anak-anak yang melihat.
“eh Ndra, lu cocok banget sama Marsya, kenapa gak jadian aja lo, wkwk” ujar Niko sahabat Andra.
“apaan sih lo Nik, ngaco.!” Jawab Andra bingung
“eh, beneran Ndra, kalo gue jadi elo sih, udah gue tembak si Marsya.. lagian apanya yang kurang? Dia cantik, pinter, sportif, bukannya lo pernah bilang kalo elo suka sama dia Ndra, ngaku”
“ya semua yang lo bilang itu bener, tapi gue ga yakin”
“ah elo Ndra, Gentle dong, kalo suka bilang suka, nanti direbut orang gimana?”
“ya terserah elo deh gak mood bahas itu, tapi gue cukup seneng sih sama yang tadi”
“tuh kan, ahaha ciee ciee”
“ahhh elo Nik, Kantin yuk..!!” merekapun pergi ke Kantin dan bertemu dengan Marsya juga Elma. Marysa tersenyum pada Andra, namun Andra cuek-cuek saja dan tetap berjalan dengan tatapan mata yang agak aneh, hal itu membuat Marsya manyun dan bertindak seperti orang kesal, untuk mengembalikan mood Marsya menjadi happy kembali, Elma mengajak Marsya ke ruang music dan bernyanyi sepuasnya sampai jam istirahat selesai. Merekapun bermain music dan bernyanyi di ruang music sampai jam istirahat habis.
**

Keesokan harinya pada jam istirahat, Marsya terlihat makan siang sendiri dengan semangkuk Bakso kesukaannya di Kantin, memang pada saat itu Elma harus mengurus tugas OSIS karena Elma memang termasuk anggota OSIS di sekolahnya, Andra pun juga sedang sendiri dan menghampiri Marsya dengan segala keberaniannya.
“ekhemm..” suara Andra membuat Marsya berpaling dari mangkuk baksonya.
“eh elo Ndra, duduk aja” jawab Marsya ramah
“oke,.. tumben lo gak bareng Elma”
“dia lagi ngurusin OSIS …” balas Marsya lalu meminum teh botolnya yang bercampur dengan es batu yang sangat banyak.
“elo abis makan bakso yang panas, terus minum es sedingin itu? Hati-hati gigi lo bisa jadi sensitive”
“masa iya?”,

Andra mengangguk dan berkata “eh, gue cabut dulu ya mau main basket lagi”
“oh, yaudah”. Setelah itu Marsya bangun dari kursinya dan menuju kelasnya, ternyata Elma sudah kembali ke kelas dan terlihat sedang sibuk membuat proposal entah untuk apa? Marsya duduk di sampingnya dan mencoba membantunya.
“mau dibantu?” Tanya Marsya
“gak usah Sya, udah selesai nih, anter gue yuk ke ruangOSIS” Elma pun menarik lengan Marsya dan berjalan menuju ruang OSIS. Sesampainya di ruang OSIS Marsya menunggu di depan pintu dan terduduk di kursi sambil memainkan buku milik Elma yang dititipkan kepadanya, buku itu terjatuh dan saat Marsya ingin mengambilnya ada tangan lain yang juga ingin mengambil buku itu, tangan itu milik Andra betapa terkejutnya Marsya.
“eh sorry” ujar Marsya malu
“gue yang minta maaf” balas Andra mendadak memasang wajah ramah
“ha,? I-i-iya gak apa-apa”, tiba-tiba saja Elma keluar dari ruangan dan melihat Marsya berpegangan tangan dengan Andra.
“ekhemm… ada orangg di sini..” goda Elma membuat pipi Marsa menjadi merah merona.
“eh.. Elma, gue tadi……”
“ah udah ga usah ngelak, bentar lagi ada yang jadian nih, ciee ciee”
“maksut lo apa El? Bye gue basket dulu..” sahut Andra terlihat malu tapi ditutupinya dengan wajah agak keki lalu berlari ke lapangan basket
“hahahha cieee Marsyaa, so sweet banget tadi, cerita dong” ujar Elma jahil
“apaan sih lo El.. ceritanya tuh buku elo jatuh terus pas gue mau ambil, malah si Andra juga ikut-ikutan mungkin dia gak sengaja liat buku lo jatuh, jadinya kesannya mirip pegangan tangan..!! padahal gue gak pegangan tangan sama Andra ”
“hahaha ohh begitu, tapi tetep so sweet ko :D”, Marsya hanya nyengir lalu mengajak elma untuk kembali ke kelas mereka. Sesampainya di kelas,
“gile minggu depan ujian kelulusan sekolah” ujar Elma merinding
“tenang El, jangan di bawa grogi nanti malah nge-drop” balas Marsya tenang
“emmm… selama ujian kita belajar bareng setiap siang oke, oh ya rencananya mau ngajak Niko sama Andra nih gue, setuju ga?”
“ha? Ya atur aja deh, di rumah lo kan?”
“iyaaa dong, okedeh”
**

Hari yang menegangkan itu tiba, hari ini adalah ujian kelulusan bagi Marsya, Elma dan teman-teman se-angkatan mereka lainnya, saat hendak memasuki ruangan ujian, Marsya bertatap dengan Andra yang berada di ruang sebelah, mereka saling berpandangan dengan saat lama hingga bel menghentikan pandangan mereka. Setelah beberapa jam bertempur dengan soal-soal yang cukup membuat Marsya dan yang lainnya pusing akhirnya mereka pulang dan beristirahat, setelah itu Marsya,Elma,Niko, dan Andra, belajar bersama di rumah Elma, hal itu selalu membuat Marsya bahagia karena akan belajar bersama Andra. Setelah 5 hari mereka ber4 belajar bersama setiap hari, Marsya dan Andra menjadi lebih dekat dari sebelumnya, sampai Marsya merasa bahwa dirinya semakin mencintai Andra begitupun dengan Andra, walau begitu, keduanya sama-sama belum membuka mulut mereka untuk berpacaran, sehingga hanya kemesraan yang ada tanpa hubungan yang jelas. Hingga pada saat acara perpisahan sekolah, mereka selalu berdua bahkan sampai berjoget alay bersama, hal itu membuat Marsya bahagia begitupun dengan Andra, namun Andra tetap saja tak mengungkapkan perasaannya pada Marsya sampai pada akhir acara. 3 hari kemudian, MArsya merasa kangen dengan Andra sehingga MArsya mencoba menghubungi Andra sekedar menanyakan kabar, juga kemana Andra akan melanjutkan sekolahnya, namun alhasil tidak ada jawaban, sampai pada akhirnya Elma menelpon dirinya dan mengatakan bahwa Andra akan meneruskan sekolahnya untuk kuliah ke Australia, hal itu membuat Marsya shock dan menangis.
“lo kata siapa El? Kenapa Andra gak ngasih tau hal itu sama gue?” ujar Marsya masih dengan iringan tangisan
“Niko yang bilang sama gue Sya, udah ya Sya gak usah nangis gitu.. kalo kalian berjodoh pasti kalian akan di pertemukan lagi kok, besok kita jalan-jalan ya, biar hati lo tenang”
“……… bahkan Andra ga pernah ngungkapin perasaanya sama gue, kenapa El? Kenapa? Kenapa gue harus di PHPin kaya gini?”
“udahlah Sya, tenang yahh… yang kuat ”, Marsya segera menutup telponnya dan melanjutkan tangisnya. keesokan harinya, Marsya dan Elma pergi refreshing sekalian mencari fakultas untuk kuliahnya, mereka bermain dan berusaha melupakan segala hal yang membuat mereka galau, berkat Elma, hati Marsya menjadi sedikit tenang dan mulai meng-ikhlaskan kepergian Andra, dan Marsya yakin suatu saat mereka akan di pertemukan kembali.
**

3 tahun kemudian, Marsya kini sudah semester 5 di perguruan tingginya, tepatnya di Universitas Indonesia Depok, begitupun dengan Elma sahabatnya sejak Sekolah Dasar. Kabarnya, MArsya tengah dekat dengan cowok ter-populer di kampusnya yang bernama Ega, bahkan Ega sempat mengutarakan perasaannya pada Marsya beberapa minggu yang lalu, namun seperti yang kita tahu, Marsya masih terlalu mencintai Andra teman SMAnya dulu. Hari ini di taman kampus, Elma menghampiri Marsya yang sedang berdua dengan Ega.
“Sya, ada kabar baik nih” ujar Elma gembira, “emm, Ga, bisa pinjem MArsyanya sebentar ga?” lanjut Elma berbicara pada Ega.

Ega tersenyum dan meninggalkan Elma dan Marsya berdua.
“kabar baik apa el?” Tanya Marsya heran
“besok, kita reuni Sya, kesempatan dong ketemu Andra eh maaf keceplosan, lu bisa-kan balik ke Jakarta?”
“ha? Yang bener? Gilaa gue seneng bangett El, gue bisa ketemu dong sama Andra, bisa ngelepas kangen gue dong sama dia,.. bisaa dong, yaudah yuk kita belanja terus balik deh ke Jakarta”
“emm… okee deh.!!”.

Malamnya, tepat di rumah Marsya di Jakarta, saat sedang memilih beberapa pakaian yang akan di kenakannya esok saat reuni, handphone Marsya berbunyi, ternyata ada telpon dari Ega.
“emm.. ada apa Ga?” Tanya Marsya
“kamu balik ke Jakarta ya Sya?” ujar Ega dengan nada yang resah
“emmhh, iya Ga, mau ada reuni besok sama temen-temenSMA, eh.. kamu ikut aja Ga, boleh ajak temen ko ”
“tapi kan aku lagi di Depok”
“ya aku harap sih kamu ke Jakarta, bukannya nenek kamu tinggal di Jakarta ya? Nanti kita ke reuni temen-temen aku, gimana mau ga? Nanti aku jemput kamu di Gambir, gimana?”
“emmhh.. oke, besok aku telpon kamu kok kalo udah sampe”
“oke deh, aku tidur dulu yah Ega, Good Night”
“Good night, nice dream ya”, Marsya segera menutup telponnya dan tertidur pulas di pembaringannya.
**

Keesokannya, tepat pukul 11.00 WIB, Marsya dan Elma menjemput Ega di stasiun Gambir, lalu segera menuju ke tempat reuni. Sesampainya di gedung reuni, semua teman-teman SMA Marsya telah berkumpul semua di gedung itu, pandangan Marsya selalu mencari di mana Andra? Bagaimana wajahnya sekarang? Pasti dia akan tambah keren, huh udah lama banget rasanya gak ketemu Andra. Setelah agak lama mencari-cari letak duduknya Andra, akhirnya Marsya menemukannya dan melihat Andra duduk bersama seorang perempuan yang asing di mata Marsya, tak terasa air mata Marsya menetes, hal itu membuat Ega heran dan menegurnya.
“kamu kenapa Sya?” Tanya Ega menghapus air mata Marsya
“ha? E-enggak apa-apa kok ” jawab Marsya mencoba tetap tenang, Ega tersenyum dan menikmati beberapa makanan yang tersedia. Setelah acara sharing pengalaman selama 3 tahun, akhirnya ada waktu bebas dan mengobrol bersamma teman-teman se-angkatan dulu, Marsya pun segera menemui Andra dan menarik lengannya.
“Andra.. ?” ujar Marsya
“iya, hey Marsya, eloo keliatan tambah cantik ”
“Ndra,.. gue Cuma pengen nanya sesuatu yang dari dulu pengen banget gue Tanya”
“ya nanya aja Sya, emang nanya apa?”
“sebenarnya…… perasaan elo itu gimana sih sama gue? Gue ngerasa kalo kita ituh punya hubungan yang menggantung, pliss Ndra, jelasin..!!”
“Marsyaa, dari dulu hubungan kita itu sahabat deket kan? Dan gak ada yang menggantung Sya..”
“engga Ndra, udah deh gak usah di tutup-tutupin lagi, Ndra gue tau kok waktu SMA kita itu saling suka, tapi kita emang gak pernah jadian, karena apa? Karena elo selalu aja gak berani ngungkapin semuanya kan? Yang ada apa? TTM? Itu Cuma bikin hati gue nyesek Ndra, Ndra plisss jelasinn segala perasaan lo ituh”
“Sya.. pliss tahan emosi lo”
“gak bisa Ndra, ini terlalu membingungkan buat gue Ndra, gue sayang sama lo Ndra, perasaan gue waktu SMA itu sampe sekarang Ndra, sampe sekarang gak pernah hilang dari hati gue, gue cinta sama lo dan akan terus cinta sama lo, dan gue tau pasti sekarang elo udah lupain kenangan kita dulu, iyakan?” (menangis)
“Masrya, gue mohon tenang, jangan sampe ada yang denger pembicaraan kita, oke gue jelasin, denger ya MArsya.. gue itu sayang sama lo, cinta sama lo, sayang bangetttt bahkan cintaa bangett sama elo, gak ada yang bisa ngerubah perasaan gue sama elo Sya, tapi… itu dulu Sya, bukan sekarang.. kita udah gak mungkin sama-sama lagi Sya, elo liat cewek yang tadi duduk bareng gue? Sya.. itu Gisha adalah calon tunangan gue, gue gakbisa balik perasaan gue sama elo Sya, gue gak bisa kembali ke masa lalu kita yang indah, bagi gue elo adalah masa lalu yang sangat indah bagi gue, yang gak akan pernah gue lupain sya, dan cewek itu adalah masa depan gue, gue gak mungkin hidup di masa lalu.. maafin gue Sya..”
“ta-ta-tapi,, gimana sama perasaan gue Ndra? Gue masih gak bisa ngelupain semua tentang kita Ndra, perasaan gue semakin kuat sama elo Ndra, gue gak bisa Ndraa..” tangis Marsya semakin menjadi-jadi, akhirnya Andra memeluk Marsya dengan hangat dan menenangkan wanita yang selalu di cintainya di masa lalu.
“Sya.. jangan pernah berfikir gue bisa ngelupain semua kenagan kita Sya, gue dan elo itu akan tetap menjadi kita, kita sebagai sepasang burung merpati di masa lalu Sya, bukan di masa sekarang , Sya denger gue, jangan terbiasa melihat ke belakang, fokuskan pandangan ke depan, karena dengan memandang ke depan lo akan nemuin masa depan lo yang indah, percaya sama gue”
“Ndraa.. apa ini arti dari sebuah penantian gue selama 3 tahun, apa harus sesakit ini Ndra?”
“enggak Marsyaa.. tugas lo sekarang adalah melihat ke depan melihat masa depan lo yang indah, bersama orang lain, orang yang di takdirkan hidup bahagia bersama elo, dan orang itu bukan gue, Marsyaa.. elo udah nemuin orang itu kok, cowok yang tadi, cowok yang tadi duduk berdua sama elo, liat dia Sya, gue tau dan gue yakin dia itu tulus sama elo, dia gak akan pernah ninggalin lo, ayo Sya move-on dari gue dan mulai buka hati lo buat dia , asal lo tau, gue sempet cemburu liat lo sama dia, tapi gue dan elo gak akan pernah bisa bersama lagi ”

Marsya pun melepas dirinya dari dekapan Andra dan tersenyum kepada Andra dengan senyuman kebahagiaan.
“gue ngerti Ndra, makasih ya Andra my last love  lo udah ngajarin gue tentang arti cinta, gue janji gue gak akan liat ke belakang lagi, gue akan liat ke depan dan nemuin masa depan yang cerah, lo bener Ndra, Ega tulus sama gue, gue gak akan nyia-nyia in dia dari hidup gue, makasih ya Ndra, bye ” ujar MArsya lalu pergi menemui Ega dengan wajah yang menandakan bahwa dirinya habis menangis.
“kamu kenapa Sya?” Tanya Ega panic
“engga ko Ga, aku gak apa-apa,.. kamu janji yah sama aku, jangan pernang ninggalin aku, aku butuh kamu untuk jalanin hidup yang rumit, aku hanya manusia lumpuh tanpa kamu Ega.. :’)” jawab Marsya sambil memeluk Ega, Ega pun membalasnya dengan tersenyum dan membalas pelukan Marsya, Elma yang melihat kedua sahabatnya (MArsya dan Ega) ikut bahagia akan kebahagiaan mereka berdua. Setelah itu, MArsya, Elma, dan semua yang berada di gedung itupun kembali menikmati acara dengan enjoy dan bahagia, begitupun dengan Andra yang terlihat agak sedih, namun mencoba tegar dan kembali tertawa dengan sahabat-sahabatnya, semuanyapun bercanda tawa bersama sambil mengenang masa masa putih abu-abu yang indah.

PROFIL PENULIS
Mutiara anggita lestari
kelas 3 SMPN 1 SEPATAN-TANGERANG-BANTEN
twitter : @MutiaraAnggt
facebook : //www.facebook.com/mutiara.anggitalestari

Labels: ,