Sahabat Tanpa Bayangan - Cerpen Persahabatan

Judul : Sahabat Tanpa Bayangan



"Setiap manusia pasti pernah mengalami rasa sakit dan perihnya ditinggal bahkan diacuhkan. Apalagi yang melakukannya adalah orang terdekat, terlebih orang yang seharusnya ada untuk menjaga dan terus mendampingi kita. Sakit memang, saat mereka yang seharusnya membela kita, justru sebaliknya menghancurkan, menindas, menjelekkan, menjatuhkan kita. Kecewa memang, saat mereka yang seharusnya menjaga rahasia kita, justru membuka semua aib yang ada bahkan semakin diperparah dengan hal yang tidak-tidak. Aku mengalaminya, dan semua sangat sakit.

Bagaimana bisa,o rang yang seharusnya ada disamping kita selalu sibuk dengan urusan diluar rumah. Aku tahu mereka punya hal yang harus dikerjakan disana. Tapi, tidakkah mereka rindu denganku, rindu suasana bersama yang dulu.

Aku terpuruk sendiri. Ketika aku membutuhkan, mereka tak pernah ada. Mereka tak pernah mendengar keluh kesahku, masalahku. Mereka tak pernah menanyakan kabar hebat yang aku dapatkan. Kadang aku rindu pelukan mereka, rindu belaian tangang mereka. Aku terasing sendiri. Bila mereka bisa memberikannya pada dia, kenapa tidak untuk ku? Aku iri. Aku iri. Sekali lagi, aku iri. Setiap kali harus kuhapus airmata ini sendiri. Setiap kali harus tertatih terbangun sendiri. Setiap kali aku menangis mendekap udara hampa karena menghadapi ketakutan seorang diri. Semua aku lakukan sendiri. Mereka menuntutku menjadi makhluk yang sempurna sesuai kemauan mereka. Tapi mereka tak pernah mengajarkan bagaimana caranya. Mereka hanya menuntut terus-menerus. Sedang aku tak mampu walau aku berusaha. Dan mereka terus menyalahkanku ketika aku tersandung, tanpa pernah membenarkanku. Mana aku tahu?

Aku bagai hidup sendiri disini. Teman yang ada selalu hadir silih berganti. Aku bagai tak punya sahabat dalam hidupku. Yah, semua orang punya masalah masing-masing. Aku hanya berteman dengan jiwaku sendiri. Aku nyaman dengan cara ini. Karena jiwaku tak pernah mengecewakan ku seperti yang telah mereka lakukan. Hingga aku menemukan satu titik kejenuhan. Aku berlari kesana-kemari. Aku berlari dan terus berlari tanpa henti. Berlari jauh ketempat yang asing bagiku, tempat yang belum pernah kujamah sebelumnya. Hingga aku bertemu segerombolan anak-anak yang aku yakin bernasib sama sepertiku. Aku tahu, mereka senasib denganku.

Kuberanikan diri masuk. Mereka langsung menyambut hangat dengan senyum kuat mereka. Tanpa menanyakan siapa aku, mereka merangkulku. Seorang anak, yang au yakin dia adalah pemimpin kelompok ini mempersilahkan ku untuk bercerita, menumpahkan seluruh beban dan curahan dadaku. Tanpa piker panjang dan meikirkan hal lain aku mulai meluapkan semua yang ingin kukatakan, semua yang selama ini tertahan didadaku. Aku menangis, tapi mereka tersenyum dengan tatapan hangat mereka. Mereka semua merangkulku lagi. “Kita semua saudara, karena kita bernasib sama. Kita pernah terjatuh, dan sakit. Namun kita bangkit bersama. Tenang saja, kami akan mengajarimu bangkit. Kami tidak meminta imbalan apa-apa atas ini semua. Tapi, satu permintaan kami. Saat kau sembuh dan kuat untuk melangkah setelah bangkit, tolong bantu saudara kita yanglain, yang bernasib sama seperti kita. Bawa dia kemari, kita akan menyembuhkan mereka bersama-sama. “ kata pemimpin kelompok.  Aku mengerti apa yang dia katakan. Dari sisni lah kutemukan keluarga baru. Keluarga yang mampu mendengarkan semua kesahku. Keluarga bernama sahabat. Aku tak pernah memandang wajah mereka. Aku menemukan mereka tanpa kusengaja ditengah pelarianku. Tapi aku menyimpan nama meraka dibibirku. Aku bangga mengenal kalian. Kalian terjatuh, tapi kalian mampu bangkit. Walau harus terjatuh berkali-kali, kalian tetap melankah. Kalian tak peduli pada rasa sakit atas luka dikaki kalian yang semakin lebar terbuka. Yang kalian pikirkan hanyalah kalian harus terus maju. Dan aku belajar itu dari kalian. Terima kasih kakak. Karena aku senang memiliki sahabat seperti kalian. Aku menganggap kalian kakak yang selalu menemani candaku ketika aku ingin bermanja. Kalian lah sahabat tanpa bayangan yang tak pernah kutemui didunia nyataku. Yang kutahu hanya nama dan apa yang telah kalian berikan untukku."

Pengirim : Azizah Azwa Ariany
Email : semangatazizah@yahoo.co.id
Facebook : Azizah Kurnia Aza
Tanggal Kirim : 15 - 09 - 2015

Labels: ,