Ratu Priskilla - Cerpen Cinta

RATU PRISKILLA
(Asrama Melodi Musik)
Karya Kakos

“Pandangan tertuju pada sebuah petikan gitar, membuat aku ingin memainkannya. Tak sadar aku terbawa alunan petikan gitar itu”.
Hidup ini memang terbalik terlihat sangat lucu dan tak adil, tolong aku! Entah bagaimana caranya agar aku bisa keluar dari asrama ini. Mungkin kau dapat membantu ku, atau kemudian besar kau tak akan pernah melihat lagi untuk selama-lamanya. Hai…. Tolong aku! Kumohon! Panggila polisi atau siapa pun yang bisa mengeluarkan ku dari asrama ini.
Terlihat dari kejauhan langit di atas sekolah musik yang dingin itu, berwarna gelap. Angin begitu kencang, mengantarkan aroma hujan. Roni tengah menarik mayat seorang lelaki berpakaian seragamnya. Tampak berusaha payah berjalan menuju perkuburan yang terletak di belakang sekolah musik tersebut.

Namun, rupanya langit tak terpengaruh bujukan Roni. Belum begitu dalam lubang kuburan itu berhasil Roni gali, hujan tiba-tiba turun begitu derasnya. Lalu mendorong mayat itu masuk ke dalam lubang, dengan cepat lubang kuburan itu ditutup dengan tergesa-gesa. Semakin lama, hujan semakin lebat. Kilat terus menyambar seperti lidah-lidah api yang berjulur dari neraka. Sudah tiga belas menit, pekerjaan Roni rampung. Segera melangkah ke luar areal perkuburan. Begitu Roni menghilang di tikungan, tiba-tiba hujan mereda lalu berhenti sama sekali. Terlihat batu nisan di atas kuburan itu bergerak dan mengeluarkan asap tipis keluar dari kuburan baru itu….

Asrama Melodi Musik
TAHUN 1992
Sesampai dirumah aku di tanya oleh ayah, dengan bernada suara tegas dan sedikit berkata kasar “Dari mana saja kamu. bukannya langsung pulang dari asrama, malah sampai rumah sore hari, dasar anak kurang diuntung!”
Sontak aku langsung terdiam dan mata yang sedikit melotot kepada ayah. Dan berkata “Aku menengok ibu di rumah sakit ayah,meski ibu belum sadar pasti ibu merasa kesepian jika tidak menengoknya.

Dengan cepat tanggan seorang ayah menampar anaknya. “Tidak ada alasan, jika saat libur kamu lom sampai di rumah dan meja makan masih kosong saya akan memampar kamu lagi, Mengerti kamu”.
Memang seperti itulah prilaku yang kasar terhadap Ratu. Sejak ibunya masuk rumah sakit beberapa bulan ini, ayahnya berubah kepribadiannya menjadi lebih kasar kepadanya. sering menganiyaya anaknya sendiri. sering Ratu, melihat ayah pulang larut malam serta tercium aroma alkohol dari mulutnya. Disaat ayah berbicara kasar dan hasil kerja Ratu hanya dihabiskan oleh judinya.
Tidak hanya itu, sering Ratu melihat ayahnya bersama wanita lain tetapi, Ratu hanya bisa diam melihat semua itu. Awal mulanya Terjadi perubahan kepribadian, dikarenakan tekanan ekonominya yang semangkin menipis. Biaya sehari-harinya tergantung pemasukkan dari ibunya, sebelum sakit dia perkerja menjadi guru honoler di Asrama Melodi musik.

Waktu terus berjalan Ratu kembali ke asrama melodi musik, asrama itu cukup tua sudah sangat usang jika terlihat dari ke jauhan. Sering kali Ratu bermimpi dan terlihat seperti bayangan hidup. Ratu berfikir bayangan yang sering terlihat seperti hidup itu bisa disebut bayangan hantu. Dikala Ratu pernah kekamar mandi berdua bersama temannya. Ratu merasakan, suasana yang aneh tidak biasanya Ratu melirik kira dan kanan sebelum memasuki ruangan tersebut.
“Ratu kamu kenapa melihat seperti itu mata kamu membuat ku takut melihat kiri dan kanan di setiap sudut kamar mandi”
“Ti….tidak aku hanya ingin, cari kaca saja” dengan terbata-bata menjawab pertanyaan temannya.
“Kamu duluan saja tidak perlu menunggu aku”
“Baiklah jika kamu tidak mau ditunggu”
Setelah selesai Ratupun keluar kamar mandi, spontan Ratu melihat sekeliling perubahan seketika di dalam kamar mandi. kamar mandi itu menjadi remang dan lembap. Terasa seperti ruangan yang tak pernah dikunjungi selama ratusan tahun. Namun, entah kenapa Ratu merasa ada sesuatu yang melewati tengkuknya saat berada di ruangan tersebut.
Sontak tanpa berkedim, Ratu terkejut luar biasa ketika muncul sesosok yang menghadang langkahnya. Ratu memekik tertahan. Wajahnya tegang dan pucat. Dengan refleks, Ratu langsung berteriak”AAAhhhhh”….. ternyata sesosok itu seperti gandaruwo, tetapi bayangan hantu itu tidak seperti ciri-ciri gandaruwo, Besar hitam berbulu dengan mata merah menyala, kuku tangannya panjang-panjang, sangat menakutkan, melainkan hanya berjuba putih dan tidak menapak kakinya,“dia menunju ke arah Ratu. Ratu langsung tergulai lemas lalu pingsan di ruangan tersebut.
***

Terlihat suasana gelap dan Tangga yang begitu tua, seperti tangga yang sudah usang dan tidak terawat. Disaat Ratu melangkah sebelum menaiki anak tangga tersebut, Ratu melihat bayangan itu kembali. Tepat di depannya dia melayang menuju anak tangga itu. Ratu terperangah melihatnya dan terdiam sesaat ditempat dia berdiri. Tiba-tiba bayangan itu menghilang di saat Ratu berjalan kembali mencoba untuk mendekatinya. Ratu pun tidak memikirkan bayangan tersebut, Ratu kembali berjalan menuju anak tangga.

Di dinding lorong yang menghubungakan antara ruang musik gitar dengan kamar mandi. Terpampang sebuah kalender harian yang harus di robek setiap harinya. Begitu melintasinya, Ratu langsung merobek lembaran kalender tersebut. Tanggal 13 bulan 5, ternyata tepat tanggal itu sesuai dengan tanggal lahirnya dan di liringnya jam tua di sampingnya tepat pukul 04.00 pagi.
Tiba-tiba, Ratu penasaran dengan ruangan musik gitar yang tepat di samping kirinya. yang sering kali di bicarai teman-temannya di ruangan ini ada sesosok hantu. Ruangan tersebuat menjadi tempat terbunuhnya siswa-siswa asrama di karenakan senar gitar yang putus, ruangnya sudah tidak dipakai lagi. Tetapi alat musik gitar akustik itu masih berada di dalamnya.

Dengan cahaya lilin yang diletakkannya di atas meja dan kotak untuk mengganjal pintu, Ratu mencoba memberanikan diri untuk memasuki ruangan itu. Terutama Ratu bisa terungkap misteri apa yang di dalam asrama melodi musik itu. Karena Ratu sudah lelah sering ditampangkan bayangan-bayangan dan mimpi-mimpi meyeramkan hapir setiap harinya.
Ratu mengambil gitar yang penuh debu, sekumpulan debu yang meyerbu lubang hidung. Menelusup dan menyengat tenggorokan. Hingga ia terbatuk-batuk. Ratu mencoba untuk memainkannya gitar tersebut. “Pandangan tertuju pada sebuah petikan gitar, membuat aku ingin memainkannya. Tak sadar aku terbawa alunan petikan gitar itu”.
Tiba-tiba laci di samping tempat duduk saat memainkan gitarpun terbuka tersendirinya. Mata terperangah melihat di dalam laci berisi buku diari dan foto hitam putih yang merekam kenangan para penghuni Asrama Melodi Gitar pada tahun 1992.

Dari sudut ruangan terdengar suara yang memanggil namanya berkali-kali, “Ratu…. Ratu….Ratu…..” Wajahnya yang mencermati suara yang di dengarnya itu, lalu ia menoleh ke arahnya suara itu Sesosok seperti gandaruwo muncul kembali tepat di belakang. Ratu kaget luar biasa melihatnya, segera ia mangpit buku diari itu yang ia temukan dan sebelum sempat mengembalikan gitar pada posisinya. Ratu langsung berlari menuju pintu, ia terjatuh terjerembab di lantai.
Ini fatal, soalnya, ketika jatuh tadi, tangan Ratu tanpa sengaja Ratu menggeser kotak yang ia gunakan untuk mengganjal pintu sehingga pintu itu kini tertutup rapat. Sesosok gandaruwo yang disebut Ratu itu berkata dan sedikit bersuara parau “Peraturan harus dibayar oleh nyawa” Ratu menjauh untuk menghindari hal yang lain Ratu sekuat tenaga Ratu merayap menuju pintu. Tidak berhasil.

Ratu pernah mendapat pesan oleh Ibunya, jika kamu mengalami kejadian apapun itu harus di hadapi dengan ketenangan dan kesabaran. Ratupun mencoba berbicara dengan sesosok gandaruwo, yang sering di sebutkan itu. “Kamu ingin apa dari aku”? “jangan ganggu aku!!”. Sekejap gandaruwo itu menghilang seperti, mengerti apa yang dibicarakan oleh Ratu. Ratu segera berdiri dan mengambil lilin, lalu Ratu berhasil membuka pintu dan dengan cepat berlari keluar menuju ke ruangan kamarnya.

Dengan nafas sedikit tidak teratur dan berwajah masih penuh pertanyaan olehnya. Ratu mencoba membuka buku diari dan foto yang tadi ditemukan itu. Di nyalakan lampu di atas meja belajarnya untuk menerangi Ratu untuk membuka dan membacanya. Selembar demi selembar buku diari itu dan terungkap didalam buku diari tersebut.

Menceritakan perjalanan seorang siswa yang bernama Ahmad Zaki, tahun 1992 Zaki sangatlah terkenal di masa Remajanya. Dari prestasi Zaki mendapatkan predikat Raja Gitaris di asramanya.
Beberapa bulan kemudian, Zaki ingin membuat pemilihan Ratu Gitaris untuk menampingi di mana pun dia berada. Tetapi, Zaki tidak mudah untuk menempuh perjalannan membuat pemilihan Ratu Gitaris. Zaki pernah merasakan kejanggalan yang timbul di asrama itu. Disaat malam hari pukul 23.00 setelah selesai rapat pembentukkan panitia, zaki melihat dengan mata kepala sendiri. Kepala sekolahnya Buktar Akbar ROni, membunuh siswa asrama, di tempat ruangan musik gitar.
Di seretnya mayat siswa itu lalu masih di bawahnya ke balakang asrama untuk segera di kuburnya. Zaki hanya melihat kejadian itu dari jarak kejauhan, agar kepala sekolah tersebut tidak melihat Zaki berada tepat di belakang mengikuti gerak-gerikkannya.
***

Terpampang tulisan di depan ruang musik gitar “Di larang masuk keruangan ini”. Tepat di hadapannya. Zaki penasaran di dalam ruangan itu, dengan perlahan Zaki melangkah masuk ruangan tersebut dengan perlahan, ternyata ruangan itu tidak di koncinya. Ternyata ruangan itu, hanya sebuah gitar saja di dalam ruangan tersebut.
Tiba-tiba kepala sekolah melihat zaki memasuki ruangan tersebut. Kepala sekolah langsung menarik keluar Zaki dengan cara di pukulnya kepala Zaki dan akhirnya Zaki pun tergulai lemas. Kepala sekolah itu pun menyeret Zaki keluar ruangan.

Beberapa menit kemudian Zaki terbangaun, Zaki berada di ruang isolasi tempat hukuman para siswa-siswa asrama. Zaki pun harus menjalankan hukuman itu. Zaki pun terpaksa untuk menjalankan hukuman tersebut. Disaat hukuman berlangsung tepat tanggal 13 bulan 5, Zaki di bunuh oleh kepala sekolah yang bernama Buktar Akbar Roni.
Sebut saja Roni, ternyata Roni ini mempunyai kelayinan psikopat, Sebab Roni tidak suka anak didik asrama melanggar peraturannya seditpun dan sekalipun. Sebelum Roni membunuh, Roni selalu berkata “Siapa saja yang sudah melanggar peraturan asrama dia harus membayarnya dengan nyawanya sendiri”.

Awal mulanya kepala sekolah mempunyai kelayinan psikopat, dari kecil Roni pernah melihat dengan mata kepala sendiri ayahandannya membunuh seorang anak didik asramanya, dengan alesan melanggar peraturan asrama. Ayahandannya yang bernama Saiful Roni, Dia meninggal, karena terbunuh tidak tahu siapa yang menyebabkan kematian tersebut. Saat kini belom bisa terungkap siapa dan menyebabnya apa. Bukti yang didapatkan hanyalah sebuah pujuk surat di tanggannya.

Tertulis untuk Buktar Akbar Roni “Alunan melodi membuat aku ingin memainkannya dan aku tertawa dengan semua itu”. hahah… hahah…. Hahah… tulisan itu berwarna merah seperti balutan darah yang masih segar. Dari surat tersebut Ronipun semangkin dendam terhadap orang yang tega membunuh ayahandanya, sejak itu Roni mencari tahu siapa pembunuh ayahandannya, sampai saat kini dengan cara membalas dendam untuk ayahandanya mengorbankan apa saja untuknya.

Agar tidak diketahui niatnya, Roni menyuruh Zaki pindah ruangan untuk memainkan sebuah lagu di ruangan musik gitar. Zakipun, mengikutinya untuk pindah keruangan tersebut.
“Pandangan tertuju pada sebuah petikan gitar, membuat ku ingin memainkannya. Tak sadar aku terbawa alunan petikan gitar itu”.
Kalimat terakhir yang ditulis di buku diari tersebut. Dan foto hitam-putih di setiap gambarnya di lingkari dengan berwarna merah. Seperti gambar para korban yang di bunuhnya oleh Roni.
*Tamat*

Labels: ,