Rumah Pohon..Tinggal Kenangan - Cerpen Cinta Romantis

RUMAH POHON...TINGGAL KENANGAN
Karya Nidya Nurul Humairah

Hari ini, 1 Juli dan seminggu lagi, hubunganku dengan Arya genap setahun, tepat pada hari ulang tahun Arya. Walaupun masih seminggu, aku sudah sibuk memikirkan kejutan apa yang akan kuberikan kepada Arya. Tidak mungkin aku harus memberinya miniatur drum lagi. Saat aku masih terpikirkan akan kejutan itu, pintu kamarku terbuka dan seseorang telah menutup mataku.
“Ghe, berhenti bercandanya. Kakak nggak suka. Kalau mau ditemenin main bilang aja..”

Tak lama, mataku kembali terbuka. Lollypop hati favoritku di depan mata. Ternyata, bukan adikku, Ghea. Tetapi, Arya.
“Maaf langsung masuk kamar nggak bilang-bilang. Tadi udah izin sama mama kok. Nih lollypop kesukaan kamu. Sebelum aku kesini, aku sengaja beli ini buat special lolly-ku”, ucap Arya.
“Makasih lolly. Kok nggak bilang-bilang mau ke sini”
“Cuman mau bikin surprise aja buat kamu. Lolly keluar yuk. Aku pengen nunjukin sesuatu sama kamu.”
“Yya udah, ayo. Dimana?”
“Nggak jauh kok dari sini. Udah ikut aja”

Rumah Pohon..Tinggal Kenangan
Arya membawa aku ke suatu tempat yang tidak aku ketahui sama sekali. Setelah lima menit menuju ke tempat tersebut, ada sebuah rumah pohon yang sangat indah.
“Arya, rumah pohon siapa itu? Bagus banget”
“Itu punya kamu lolly!”
“Maksud kamu?”
“Aku yang desain rumah pohon itu untuk kamu Aliya, aku mau kita menyambut setahun jadian kita sekaligus ulang tahun aku di rumah pohon ini.”
“Iya Ar. Berarti ini love tree kita?”
“Bener Al. Ya sudah, lebih baik kita pulang dulu. Sudah malam, nanti mama marah sama kamu”
Walau belum sempat masuk, rasanya senang sekali mendapat hadiah rumah pohon dari Arya. Arya telah meyakinkan aku kalau dia akan selalu menyayangiku.

Tiba di rumah, aku menceritakan hal-hal yang terjadi padaku hari ini pada mama.
“Aliya, dari tadi selesai makan sampai sekarang, mama perhatiin kok senyum-senyum sendiri gitu”

Kakakku yang sedang ber-online ria di dekatku juga ikut berkomentar,
“Paling tentang Arya mah, kapan anak perempuan mama satu-satunya itu gak seneng kalau bukan karena pangeran kodoknya”
“Isshht, apaan sih kak”
“Tapi bener kan Al? Memangnya kamu dan Arya kenapa lagi nak hari ini. Cerita sama mama”
“Mama tahu nggak, tadi Arya bawa aku kemana?”

Mama menggeleng tidak tahu.
“Tadi dia bawa Aliya ke rumah pohon. Arya buat rumah pohon buat Aliya”
“Ada rumah baru dong Al. Ajak kakak ke sana ya. Kakak mau tahu, rumah pohon atau rumah-rumahan di pohon”
“Kakak kok gitu sih. Bikin males aja nih”
“Udah, sekarang udah larut malam. Nggak usah bertengkar. Sana tidur. Jangan sampai besok kesiangan bangunnya.
Keesokan harinya, aku menemui sahabatku Maila dan bercerita tentang rumah pohon itu. Sepulang sekolah nanti aku akan mengajak Maila ke sana. Setelah itu, aku dan Arya harus pergi membeli hiasan dekorasi untuk rumah pohon kami. Dan yang pasti rumah pohon tersebut akan dipenuhi hiasan lollypop, miniature drum, serta foto-foto kami berdua.

Malam terakhir sebelum pesta kami, aku kehilangan kontak dengan Arya. Aku menguhubungi keluarganya, ternyata Arya sudah menghilang dari rumah sejak tiga hari yang lalu. Pantas saja ibunya hanya mencari Arya melalui aku. Dan hari ini Arya betul-betul menghilang.
Sepintas, yang aku pikirkan hanya rumah pohon. Aku yakin Arya ada di sana. Malam yang dingin itu aku lewati untuk menyusul Arya. Dan betul dugaanku, setiba aku disana, Arya sedang menulis sesuatu di meja bagian sudut rumah pohon.
“Ar, kamu lagi nulis ap?”
“Aliya! Aku nggak nulis apa-apa kok. Oh iya, kok kamu keluar malam-malam gini!”
“Aku cari kamu. Kok kamu ngilang gini sih Ar, aku khawatir tahu.”
“Aku nggak apa-apa kok lolly.”
“Ya udah Ar, baik-baik di sini ya. Aku mau pulang dulu, takut mama cariin aku”
“Al, aku mohon kamu di sini ya. Biar aku yang kasih tahu ke mama atau kak Denis”
Aku bingung, tak biasanya Arya seperti ini. Dia tidak pernah membiarkan aku keluar malam. Apalagi mala mini, angin begitu kencangnya. Padahal bintang-bintang bersinar terang di langit. Sungguh, aku merasa sangat aneh malam ini.

Aku duduk di dekat pintu rumah pohon. Menikmati angin malam yang sejuk. Dari belakang, Arya memelukku dengan selimut. Dan keanehan kembali muncul lewat kata-kata yang dia ucapkan.
“Al, aku sebenarnya ingin selalu seperti ini dengan kamu. Aku masih ingin menjagamu, melindungimu. Tapi rasanya sulit. Lihat bintang di atas sana. Mungkin dia akan menangis melihat kita mala mini. Bahkan semua yang ada di sekitar kita menangis melihat kita. Aku masih ingin lama, tapi rasanya tak mungkin.”
“Arya, kamu bicara apa?”
“Tidak Al, tidak. Sudahlah. Tampaknya kau sudah mengantuk tidurlah di bahuku. Izinkan aku memelukmu Al.”
Aku menangis, bertanya-tanya dalam hati. Apa yang sedang terjadi dengan Arya. Kenapa kalimat yang dia ucapkan seperti itu.

Keesokan harinya, tepat di malam harinya aku sudah mempersiapkan kejutan untuk Arya di rumah pohon. Mulai dari dekorasi, makanan, dan hadiah pun telah siap untuknya.
“Semoga aku tampil cantik di hadapanya malam ini. Dan semoga saja, hari ini kejutanku berhasil. Dia janji untuk datang jam delapan. Sisa sebentar lagi. Sabar Aliya”
Sudah pukul 20.30 sekarang. Tapi, Arya belum datang juga. Tidak pernah setelat ini dia ingkar janji padaku.

Satu jam, dua jam aku menunggu. Bahkan aku sempat tertidur karena menunggunya terlalu lama. Handphonenya pun tidak aktif. Perasaan buruk mulai menghantui aku. Foto kami berdua yang terbingkai pun jatuh tanpa sebab. Perasaanku bertambah kacau. Ketika aku telah membereskan bingkai foto itu. Aku mengingat kalau Arya menulis sesuatu di buku diarinya. Ternyata buku diari itu masih ada. Belum sempat aku membacanya, kakakku dan Maila, sahabatku menemuiku dengan wajah yang kelihatan murung.
“Al, ikut kakak sekarang”
“Untuk apa kak, kalau aku ikut kakak. Nanti Arya bagaimana kak? Mana mungkin aku meninggalkannya”
“Al, ikut aja. Nggak apa-apa kok”
“Nggak Maila, Arya nggak suka disuruh menunggu”
“Aliya, Arya yang suruh kakak jemput kamu sekarang?”
“Benarkah? Ya sudah kak, tunggu sebentar aku mau ambil sesuatu dulu”
Aku pun ikut dengan mereka. Perasaanku masih kacau, namun yang aku pikirkan saat ini adalah ada kejutan lain yang Arya persiapkan dan meminta bantuan kak Denis dan Maila.
Dalam perjalanan, aku membuka diari yang ditulis Arya kemarin malam.

Aku tidak habis piker kenapa dia menulis seperti ini. Air mataku mengucur. Aku pun tiba di tempat kakakku ingin membawaku.
“Aaaaaaarrrrrrrrrrrgggggghhhhhhhttt…….”
“Aryaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Aku benar-benar tidak percaya. Dia kecelakaan saat menuju ke rumah pohon dan setelah di bawa ke rumah sakit, Arya meninggalkan aku untuk selamanya.
“Kak Arya kak. Dia pergi kak. Kakak, Aliya sendiri”
“Al, ini bukan keinginan Arya. Kamu harus mengerti Al”
“Tapi kak?”
“Sudah Al, Arya tadi sempat titip surat ke kakak. Kamu baca ya Al”

Tidak ku sangka hari ini adalah hari yang paling menyakitkan. Hari ini adalah setahun jadianku dengan Arya. Dan aku juga telah membuat kejutan special di “love tree”, rumah pohon yang dia buat untukku. Ternyata rumah pohon itu ia buatkan untukku, untuk mengenang semua kebersamaan kita selama ini.
Menyakitkan, kenapa justru di hari special ini aku merayakannya di rumah Arya dengan bendera putih di teras rumahnya. Ini ternyata maksud dari semuanya.
Arya, kamu juga harus tahu, kalau aku juga selalu mencintaimu.
Love, Arya :)

PROFIL PENULIS
Nama : Nidya Nurul Humairah
facebook : nidya87@koreamail.com
twitter : @mizzkawaii_nhya

Labels: , , ,