Dreaming Girl ~ Cerpen

Dreaming Girl ~ Cerpen


"DREAMING GIRL 

Pagi yang cerah ini, merupakan hari bencana bagi siswa-siswi Green High School. Bagaimana tidak, banyak tugas menumpuk yang harus mereka kerjakan. Namun tidak untuk gadis ini, Shilla namanya. Dengan langkah riang dan senyum manisnya, ia melangkah menuju sekolahnya, melupakan segala tugas yang harus ia kerjakan.

Sampai di sekolah, ia mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang. Bola matanya yang indah tertuju pada seorang cowok tinggi putih yang sedang berbincang dengan temannya. Ia pun melangkah ke sebuah pohon yang rindang.

“ Reyhan..”, teriaknya kepada cowok tersebut. Ya, Reyhan adalah sahabatnya dari kecil. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menjaga dan melindungi Shilla. 

Reyhan yang dipanggil pun menoleh ke sumber suara. Dilihat Shilla memintanya untuk kesana. Dengan terpaksa Reyhan mengakhiri perbincangannya dengan temannya, kemudian ia berlari kecil menuju seorang  gadis berwajah manis yang menunggunya di bawah pohon rindang. 

“ Pagi Reyhan..” sapa Shilla dengan senyum yang masih mengembang
“ Ada apa? Nggak biasanya kamu menyapaku” tanya Reyhan, namun yang ditanya malah membalas dengan senyum gaje-nya. Mereka pun duduk di bawah pohon rindang tersebut.

“ Yahh, seperti tidak tau kebiasaan ku saja?” jawabnya sambil memukul lengan Reyhan. “ Aku memimpikannya lagi. Tapi ini lebih romantis dari sebelumnya.”, sambungnya seraya membayangkan mimpinya tadi malam.

Ya, kebiasaan Shilla adalah memimpi pujaan hatinya, Kevin seorang cowok basket yang ia taksir sejak kelas 1 sampai kelas 3 ini, namun sayang cintanya bertepuk sebelah tangan.
“ Memang apa mimpimu semalam?” tanya Reyhan dengan malas.

“ Semalam aku bermimpi, aku adalah seorang putri dari sebuah kerajaan. Kemudian pangeran Kevin datang kepadaku, memberi bunga, dan menyatakan cintanya kepadaku. Lalu aku diajak berkelililng kerajaan dengan seekor kuda putih. Sungguh romantis sekali...” Cerita Shilla seraya mengangankan kembali mimpinya.

“ Bwahahahahahahaha..ahahahahaha…” tawa Reyhan dengan lepas.
“ Reyhan kamu kenapa menertawakanku? Apakah mimpi ku tadi bagimu hanyalah sebuah dongeng saja?” tanyanya kesal dan memalingkan wajahnya dari Reyhan.

“ Sudahlah aku hanya bercanda... Nanti aku pulang sekolah aku traktir es krim..” hibur Reyhan.
“ Rey.. akankah Kevin bisa mencintaiku? Akankah kita bisa bersama? Sungguh sangat beruntung seorang cewek yang bisa bersanding dengannya..” tutur Shilla dengan menatap nanar seseorang sehingga tanpa sadar ia meneteskan air matanya. Reyhan yang memandang Shilla bingung kemudian ia memalingkan wajahnya mengikuti arah pandangan Shilla. Dilihat Kevin sedang bersama Lyssa, cewek tercantik di Green High School. Seketika itu Reyhan kembali melihat Shilla.

“ Sudah. Kamu juga punya kelebihan...” hibur Reyhan.
“ Enggak....” teriak Shilla
Kemudian Shilla berdiri dan berlari. Namun baru beberapa langkah Shilla lari tidak sengaja tersandung batu..
‘ Duak!!!’
Shilla terkapar, dahinya mengeluarkan darah.
“ Shilla.....” teriak Reyhan

***
Perlahan Shilla membuka matanya, kepalanya sungguh terasa berat dan bau menyengat obat – obatan menyeruak merasuki penciumannya, cewek itu mengernyit lalu meringis kesakitan, kepalanya benar – benar terasa sakit.

“ Euuuh…aku ada dimana sekarang?…” Tanya Shilla lirih, setengah sadar matanya mengelilingi ruangan yang di dominasi warna putih itu.

“ Shilla... syukurlah kamu sudah sadar.. sekarang kamu ada di UKS, tadi kamu jatuh dan kepala mu terantuk batu. Apa kamu masih denganku?” tanya Reyhan khawatir.
“ Pertanyaan bodoh! Tentu aku masih mengingatmu, hanya aku nggak ingat kenapa aku ada disini!” ujar Shilla kesal.

“ Aku takut, jika aku telah gagal menjagamu dan...”
“ Shilla.. apakah kamu tidak apa-apa?” potong Kevin yang tiba-tiba datang.
“ Ke.. Kevin...”sapaku terkejut melihat datangnya Kevin. “ Kenapa kamu kesini? Dimana Lyssa? Bukankah kamu tadi bersama Lyssa? Apakah kamu...” tanya Shilla namun tak mampu melanjutkan pertanyaannya. Kevin mendekatinya.

“ Shilla, kamu tenanglah dulu. Buat aku yang terpenting adalah kamu.” Jujur Kevin.
“ Lalu bagaimana dengan Lyssa? Bukankah Lyssa itu kekasihmu?” tanya Shilla tiba-tiba.
“ Shilla.. jujur aku menyukaimu sejak kelas 1.” Ujar Kevin sambil menunduk malu.
“ Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang, trus bukankah kamu dan Lyssa pacaran saat ini?” tanya Shilla kesal.

“ Shilla, yang aku rasakan dari dulu sampai sekarang tetap sama, aku menyukaimu. Lalu aku dan Lyssa hanya berteman biasa aja..” kata Kevin. “ Maaf aku baru mengatakan sekarang, aku pikir kamu dan Reyhan berpacaran karena kamu dan dia selalu bersama..” lanjut Kevin. Shilla dan Reyhan tercengang mendengar pengakuan Kevin.

“ Ayolah.. Seantero sekolah tahu aku dan Shilla hanya bersahabat.. Kamu saja yang ketinggalan zaman.” Ujar Reyhan tak terima dikatakan penghalang hubungan orang.
“ Jadi maukah kamu jadi pacarku?” tanya Kevin pada Shilla. Shilla mengangguk sambil tersenyum. Sejak itu, Shilla tak perlu bermimpi tentang Kevin karena mimpinya telah menjadi kenyataan. Reyhan pun merasa sedikit senang melihat kebahagian Shilla.

***
Seperti biasanya, Shilla pulang bersama dengan motor sport milik Reyhan. Sudah beberapa kali Kevin memaksanya untuk pulang bersama, namun Shilla tetap menolak ajakannya.

“ Shilla, sampai kapan kamu menolak ajakan Kevin untuk diantar pulang?” tanya Reyhan setiba di depan rumah Shilla. Shilla hanya menatap bangunan tinggi di depannya dengan lesu.

“ Aku belum siap mengenalkan keadaan keluargaku yang broken home.. aku tak ingin melihat Kevin begitu kasihan kepadaku..” ucap Shilla sambil menundukan kepalanya. “ Sudah jangan sedih lagi! Aku akan selalu disampingmu.” Hibur Reyhan kemudian mengecup dahi Shilla dengan hati-hati. Shilla pun sudah terbiasa sejak mereka kecil. “ Shilla, kurasa jika kekasihmu tidak mengerti mengapa aku mengecup dahimu, pasti besok pagi aku babak belur”. Shilla tersenyum menanggapinya. “ Segera masuk dan istirahatlah!” perintah Reyhan.
Shilla pun bergegas membuka pagar rumah. Sampai di depan pintu ia menarik nafas dalam-dalam. Shilla sedih melihat orang tuanya yang tak akur. Di rumah Shilla tidak bisa seceria di sekolah. Ia merasakan luka batin dalam dirinya karena kurang kasih sayang orang tuanya.

Tanpa mengucapkan salam Shilla berjalan dengan gontai menuju kamarnya. Namun betapa terkejutnya Shilla melihat kedua orang tuanya duduk berdampingan dengan mesranya menikmati secangkir minuman. Kemudian ia menepuk pipi serta mengusap kedua matanya, namun sama saja pemandangan yang ia lihat.
“ Shilla, kenapa kamu tidak mengucapkan salam?” tegur papanya.

“ Oh??! Ya, pa, ma Shilla pulang!” salam Shilla. Dalam hatinya begitu senang melihat keharmonisan orang tuanya. “ Shilla cepat ganti baju dan cuci tangan, mama akan menyiapkan steak kesukaanmu.” Seru mama Shilla. Shilla pun segera ganti baju kemudian langsung turun ke meja makan.

Saat makan kedua orang tua Shilla banyak bertanya tentang sekolahnya. Shilla terihat begitu senang. Maka dari itu, Shilla memberanikan diri untuk memberitahu tentang Kevin, kakasihnya.
“ Ma, pa.. Bolehkan besok aku kenalin pacar aku?” tanya Shilla hati-hati.

“ Kenapa tidak!” sahut mama. “ Wahh.. ternyata anak papa sudah dewasa, ya?” goda papa. Shilla tersipu malu. Pipinya memerah.
***

Cukup lama kebahagiaan dirasakan Shilla. Semua telah mengetahui kebahagiaan yang dirasakan Shilla. Bagi Shilla yang tidak berubah hanyalah Reyhan. Hingga akhirnya ketakutan Reyhan tempo lalu benar-benar terjadi. Keesokan Reyhan datang dengan wajah babak belur.

Malam ini sedikit berbeda. Kevin mendiamkan Shilla selama perjalanan di mobil. Shilla mencoba bertanya namun Kevin tetap diam saja. Kevin yang terlihat begitu bad mood dan melampiaskan dengan menyetir mobilnya ugal-ugalan.

“ Kevin!!! Ada apa dengan mu?!!” hentak Shilla panik, cewek itu ketakutan dengan cara menyetir Kevin yang seperti orang kesetanan.
“ Kamu tidak mengerti, aku sedang kesal.”
“ Iya. Tapi kamu tidak perlu seperti ini! Kamu mau kita berdua mati muda ya??”
“ Apa?!! Kamu beraninya berkata seperti itu padaku???”
Kejadian itu terjadi begitu cepat, Shilla hanya mendengar suara rem yang berdecit, benda yang bertabrakan, suara sirine, bau anyir darah, dan suara bising lainnya.
***
“ Shilla, kamu sudah sadar?! Syukurlah..” ucap Reyhan dengan wajah panik, cemas, dan bahagia bercampur jadi satu.
“ Reyhan.. bagaimana keadaannya Kevin?” Tanya Shilla dengan suara parau, kepalanya berdenyut – denyut hebat, membuatnya meringis menahan perih yang menghujam kepalanya. Ia merasa kepalanya bagaikan di tusuk oleh ribuan jarum.
“ Kevin? Dia baik – baik saja. Oh tidak.. kenapa kamu menanyakan orang lain di situasi seperti ini? Yang perlu di tanyakan itu dirimu sendiri.”
“ Benarkah baik – baik saja? Apa parah?” Shilla melanjutkan introgasinya tanpa mendengarkan omelan Reyhan yang hanya dianggapnya angin lalu.
“ Parah? Parah apa??” Reyhan mengerutkan keningnya.
“ Lukanya…” jawab Shilla seadanya. Ia terlalu malas menjawab pertanyaan Reyhan yang terlalu basa – basi.
“ Hahh??? Memangnya apa yang terjadi dengan Kevin??” tanya Reyhan.
Shilla mendecak, “Kamu ini bagaimana? Dia kan kecelakaan bersamaku kan?”
“ Apa???? Memangnya kamu kapan pergi bersamanya? Aish..kamu masih setengah sadar ya??”

“ Aisshh.. sudahlah lupakan, aku akan mencarinya sendiri nanti. Apa kamu membencinya sekarang karena ia yang menyebabkan kecelakaan ini terjadi? Sekarang mana papa dan mamaku?”

Lama Reyhan terdiam menatap sahabatnya ini, ia cukup khawair dengan kondisinya sekarang, dan apa yang sedang ia racaukan benar – benar membuatnya khawatir. Ia sangsi apakah ia harus mengatakan dimana kedua orang tuanya itu sekarang. “ Yaaa!!!!” jerit Shilla.

“ Ah, mereka..papa dan mamamu sedang mengurus surat perceraian di kantor papaku.”
“ Bohong!!!!! Kemarin mereka sudah akur Reyhan, bahkan aku sudah menceritakannya padamu kan? Dan kamu sendiri pun pernah melihatnya secara langsung!!! Kamu tidak ingat kamu makan malam bersama dengan Kevin dan papa mamaku waktu itu???” teriak Shilla frustasi. “ Kamu jangan mengerjaiku seperti ini, kamu keterlaluan!!!”
“ Shilla, untuk apa aku bohong?? Kapan kamu menceritakan padaku? Kapan kita makan malam bersama dengan Kevin dan orang tuamu? Sedangkan kamu sendiri sudah 4 hari tidak sadarkan diri. Kamu membuatku khawatir kamu tahu? Tetapi orang tuamu tidak menjengukmu sama sekali, mereka hanya mengirimi uang untuk biaya rumah sakit dan lain sebagainya.” Jelas Reyhan panjang lebar.
“ 4 hari? Apakah aku medapat luka yang cukup parah?”
“ Ya.. Kamu salah langkah di taman sekolah, kamu terjatuh dan kepalamu membentur batu. Kamu membuatku hampir mati berdiri.”
“ Apa??? Bukankah aku kecelakaan bersama Kevin?”
“ Apa sih yang kamu bicarakan dari tadi? Kevin, kecelakaan, aku tidak mengerti Shilla. Lebih baik kamu beristirahat sekarang. Aku akan memanggilkan dokter untukmu.”
Setelah berkata demikian, Reyhan pun keluar dari ruang rawat inap Shilla untuk memanggil dokter yang menangani Shilla.
Dan Shilla hanya menatap tembok putih ruangannya dengan tatapan kosong. “ Jadi apa yang aku alami selama ini hanyalah sebuah mimpi?” gumamnya."

PROFIL PENULIS

Nama : Ekha
email : sholikha_shivers@yahoo.co.id

Twitter : @SholiEkha_
Judul : Dreaming Girl

Labels: ,