Seorang Misterius - Cerpen Persahabatan

SEORANG MISTERIUS
Karya Mahfiroh Maulidah Izzani

Pada sore hari yang cerah Firah bersama keluarganya duduk santai di teras rumahnya. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki lewat dengan memakai sepeda motor. Tak seperti biasanya wajah Firah terlihat memerah dan senyum-senyum sendiri. Hingga tengah malam Firah masih teringat betul wajah orang misterius itu. Lalu ia berfikir bahwa dirinya sedang jatuh cinta kepada orang misterius itu tetapi Firah bingung mengapa dia bisa jatuh cinta dengan orang yang tak di kenalnya.

Keesokan harinya Firah berangkat ke sekolah dengan raut wajah gembira yang tak seperti biasanya. Lalu Firah segera menaruh tasnya di tempat duduknya dan menghampiri Andah yang tak lain adalah sahabat dekatnya. Mereka biasanya saling bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing. Setelah itu mereka menuju ke lapangan sekolah untuk olahraga. Tidak tahu kenapa Firah mendadak bengong ketika melihat anak kelas VII yang wajahnya mirip orang misterius kemarin dan tak sengaja Andah melihat Firah lagi bengong dengan berkata kepada Firah “Fir, kamu sedang melihat siapa sih kok sampai bengong gitu ?”
“Aku melihat anak kelas VII itu loh Nda.” Jawab Firah.
“Kenapa kamu lihat dia Fir ?”
“Andah, aku kemarin lihat anak laki-laki lewat di depan rumahku dan anak itu telah membuatku jatuh cinta kepadanya.”
“Cie.... ada yang jatuh cinta ni.”
“Andah apaan sih kamu itu.”

Seorang Misterius
Lalu mereka harus menghentikan pembicaraannya karena harus melanjutkan lari keliling lapangan sekolah. Tiba-tiba Andah mulai jailin Firah dan berkata kepada Edo “Adek kamu di cari Firah loh.”
“Jangan sok tahu deh Nda kebiasaan deh jailin orang.”
“Bukan Andah namanya kalu tidak suka jailin orang.” dengan tersenyum.

Ketika istirahat Firah, Andah, dan Ika pergi ke koperasi sekolah untuk membeli kue. Setelah itu mereka duduk di kursi depan kelasnya. Tiba-tiba Firah tercengang melihat ke arah kelas VII.
“Andah lihatlah cowok yang bersama Ilham di depan kelas VII.” teriak Firah.
“Cowok yang mana sih Fir?” tanya Andah kepada Firah.
“Cowok itu loh Andah yang sebelahnya Ilham dan pakai jam tangan hitam.” jawab Firah.
“Emangnya kenapa Fir?”
“Bukannya cowok itu yang lewat di depan rumahku kemarin ya Nda.”
“Cowok itu sepertinya bukan yang kamu ceritakan kepadaku tadi Fir.”
“Iya ya tetapi wajahnya kok bisa mirip dengan anak kelas VII yang tadi.”

Setelah jam istirahat selesai mereka masuk dalam kelas dan Andah bertanya kepada Ilham “Ham cowok yang bersama kamu waktu istirahat tadi itu siapa namanya?”
“Namanya Rival emang kenapa Nda?”
“Aku boleh tidak minta nomer handphonenya Rival.” dengan wajah iba.
“Enak aja kamu Nda nanti aku di marahi Rival gimana?”
“Pelit banget sih jadi orang.” jawab Andah dengan kesal.

Tiba-tiba Tio menghampiri kita dan duduk di Ilham dan berkata “Ada apa sih kok ramai banget?”
“Jadi orang itu jangan sok ingin tahu urusan orang deh ya.” jawab Firah dengan kesal.
“Tidak boleh aku ingin tahu urusan kalian?”
“Ya sudah boleh. Tio kamu kenal tidak sama anak kelas VII yang anaknya tinggi itu loh?”
“Kenal lah namanya Edo emang kenapa?”
“Aku minta nomor handphonenya dong.” dengan iba.
“Suka ya sama Edo?” jawab Tio.
“Aku tidak suka kok dengan Edo kalau tidak boleh minta nomer handphonenya Edo juga tidak apa-apa Tio.” jawab Firah dengan kesal.
“Jangan marah Fir ini loh nomer handphonenya Edo.”
“Terimakasih Tio.” jawab Firah dengan tersenyum.
Meskipun Firah sudah punya nomer handphonenya Edo dia tak pernah terfikirkan untuk kirim pesan kepada Edo karena dia yakin kalau Edo bukan anak misterius yang di carinya. Malam itu Firah bertanya kepada dirinya “Apa mungkin ya kalau Edo itu anak misterius yang aku cari tetapi kenapa ya aku yakin sekali kalau anak misterius itu Rival bukan Edo.”
Keesokan harinya Firah pergi menuju ke koperasi sekolah bersama Andah dan Ika. Tiba-tiba ada anak yang mirip dengan anak misterius itu tetapi anehnya dari balik arah ada anak yang mirip cowok misterius juga. Mulai sejak itu Firah yakin kalau cowok yang di carinya adalah Rival bukan Edo. Tetapi Firah bukan cewek yang egois ia tidak ingin Andah tahu kalau dia berkeyakinan jika Rival adalah cowok yang selama ini di carinya karena Andah saat itu sedang menyukai Rival.
Tiga hari lamanya, Firah tak bisa menahan perasaannya kepada Rival tetapi dia tetap tidak ingin Andah sahabatnya tahu tentang itu semua. Hingga suatu saat Andah mulai merasa jika sahabatnya Firah sedang jatuh cinta kepada Rival yang tak lain adalah cowok yang di sukainya.

Andah berkata “Firah aku selama ini sudah curiga sama tingkah lakumu akhir-akhir ini tidak tahu kenapa aku berfikir bahwa kamu sedang jatuh cinta kepada Rival. Apa benar semua kecurigaanku Fir ?”
“Andah aku tidak jatuh cinta dengan satu orang pun saat ini apalagi jatuh cinta dengan Rival itu semua tidak mungkin terjadi.” jawab Firah dengan ragu.
“Firah aku kenal kamu sudah sejak dulu jadi aku tidak bisa kamu bohongi. Tolong kamu jujur sama aku apa benar kamu mencintai Rival jika benar tidak apa-apa kok aku tidak akan marah karena aku tidak menyukai Rival.” jawab Andah untuk meyakinkan Firah.
“Yang benar aja kamu Nda masak sih kamu tidak menyukai Rival bukankah selama ini kamu selalu merasa senang jika bertemu Rival.” Firah merasa bingung dengan sahabatnya.
“Beneran Firah aku tidak menyukai Rival kalau kamu suka bilang aja sama aku. Tolong Fir jangan cari alasan terus.” Andah menjawab dengan kesalnya.
“Jujur ya Nda aku mencintai Rival sejak dia lewat depan rumahku.” jawab Firah ketakutan.
“Apa ? jadi anak misterius yang selama ini kamu cari itu Rival ?” jawab Andah terkejut.
“Ya Andah, Rival sebenarnya anak yang selama ini aku cari tetapi kamu tidak marah kan sama aku.” jawab Firah ketakutan.
“Mengapa aku harus marah sama kamu Fir ? Kamu tidak salah kok.” meyakinkan Firah.
“Tetapi aku kan sudah menyakiti hatimu dengan aku menyukai Rival Nda.”
“Kamu tidak menyakiti hatiku sama sekali Fir.” meyakinkan Firah dan memeluknya.
“Terimakasih ya Nda kamu tidak marah sama aku.” Firah senang kalau sahabatnya tidak marah dengannya.
“Sama-sama Firah.” dengan tersenyum.
Suatu ketika Firah dan Andah ke kelas VII karena ada kepentingan. Jalan ke kelas VII itu harus melewati depan kelas VIII yang tak lain adalah kelasnya Rival. Firah saat itu harus memberanikan diri karena dia harus membantu Andah. Tiba-tiba Rival ada di tempat duduk depan kelasnya. Saat itu hati Firah sangat gelisah ketakutan tetapi untungnya Andah tidak mengetahui jika di situ ada Rival sehingga Firah tidak di jailin sama Andah.

Setelah kepentingannya selesai mereka kembali ke kelas dan harus melewati kelas VIII untuk kedua kalinya karena tidak ada jalan lagi selain lewat di situ. Tiba-tiba Firah di kerjain sama anak kelas VIII sampai hampir jatuh tetapi Andah hanya tersenyum melihat sahabatnya hampir terjatuh mungkin bagi Andah kejadian itu semua lucu.
“Fir, kamu tidak apa-apa jatuh tadi ?” tanya Andah.
“Tidak apa-apa kok Nda.” dengan tersenyum.
“Fir, tadi Rival tersenyum loh saat kamu hampir jatuh tadi.”
“Masak sih Nda tidak mungkin lah Rival tersenyum saat aku hampir jatuh tadi Rival aja tidak ada di situ gitu seh.” dengan tersenyum.
“Rival tadi loh ada malahan dia duduk di depan kelasnya.” jawab Andah.
“Tetapi aku tidak tahu dia Nda.” jawabnya dengan tidak percaya.
“Bagaimana kamu tahu Fir, kamu tadi aja hampir jatuh mana sempat lihat Rival.”
“Iya ya berarti Rival tadi tahu dong kalau aku hampir jatuh.”
“Ya tahu lah Fir.” dengan tersenyum.
Seminggu lamanya perasaan Firah tak bisa di tahan lagi kalau dia mencintai Rival tetapi dia sadar diri jika Rival sudah mempunyai pacar. Pacarnya Rival dulu sempat dekat dengan Firah tidak tahu kenapa semenjak Firah mencintai Rival seolah-olah pacarnya Rival itu menjauh dari Firah. Mungkin itu semua hanya perasaanya Firah saja.

Hari demi hari telah terlewati Firah merasa jika Rival ada sesuatu yang di sembunyikannya. Akhir-akhir ini Rival seolah-olah melihat ke arah di mana setiap ada Firah tetapi Firah sadar diri pasti Rival hanya kebetulan saja melihat ke arah di mana ada dia. Setelah pulang sekolah Firah, Andah, dan Ika menuju ke tempat parkir untuk mengambil sepedannya. Tiba-tiba Firah berhenti mendadak di depan pintu gerbang tempat parkir. Andah segera bertanya kepada Firah “Fir, ada apa kamu kok berhenti di sini?”
“Ada Rival Nda di tempat duduk parkir.”jawab Firah.
“Tidak apa-apa Fir, Rival loh tidak gigit.” jawab Andah dengan tenang.
“Ya kamu sekarang bilang seperti itu kepadaku coba aja jika di samping Rival ada Wikal bagaimana perasaanmu saat ini ?” jawab Firah dengan mengejek.
“Iya ya maafin aku ya Fir janji deh aku tdak akan mengulanginya lagi.” dengan tersenyum.
“Percuma Nda besok ya kamu akan mengulanginya lagi.” dengan tersenyum.
Akhir cerita Firah dan Rival menjadi sahabat sejati dan tak ada satu pun orang yang bisa memisahkan mereka. Persahabatan mereka akan abadi selamanya hingga sang Maha Kuasa memisahkan mereka.

PROFIL PENULIS
Nama : Mahfiroh maulidah izzani
TTL : Sidoarjo, 28 Juni 1998
@facebook : izzalophez@yahoo.com


Labels: