Cinta Bola Basket - Cerpen Cinta

CINTA BOLA BASKET
Karya Widowati Salma

Friska, cantik, perawakan modelling. Itu sedikit gambaran tentang seorang Friska pacar baru Kak Andre. Kak Andre adalah cowok yang kutaksir dari dulu hingga saat ini. Aku hanya bisa mengaguminya dibalik layar aja. Tapi kalo aku ketemu langsung dengan dia, rasanya aku ingin pingsan. Aku mengenal Kak Andre sebelum Friska mengenalnya. Aku mengaguminya sejak aku masuk pertama kalinya di SMA ini. Umur kami memeng terpaut 2 tahun. Tapi itu tak menyurutkanku untuk tetap mengaguminya. Aku mengerti, hampir 1 sekolahan tahu siapa Kak Andre. Seorang kapten basket sekolah kami. Ya gak salah lah kalo seorang Kak Andre menjadi idam-idaman cewek 1 sekolahan dan dapat pacar cantik kaya Friska. Meskipun begitu, aku tak pernah pantang menyerah untuk mendapatkan Kak Andre.

 Berbagai cara sudah aku lakukan untuknya. Termasuk mendorongnya yang hampir terkena bola volly saat Kak Andre melintasi taman yang dekat lapangan volly. Hasilnya, Nol. Aku malah membuat dirinya malu karena aku malah menjatuhkannya ke kolam ikan. Bukannya semakin dekat dengannya, aku malah dijadikan musuh oleh Kak Andre. Hal ini malah mempersulit keadaan. Aku yang sudah pasrah selama 6 bulan ini, hanya terdiam, tertunduk lesu di bawah pohon beringin. 

Cerpen Cinta Cinta Bola Basket
Cinta Bola Basket
Aku merasa bersalah dengan apa yang aku lakukan padanya. Karena aku sudah bosan memikirkannya, aku berniat untuk pulang dan bermain basket saja untuk menghilangkan stress ku. Sewaktu aku beranjak akan pulang, aku melihat Friska di jemput oleh mobil bewarna merah yang ternyata itu Kak Andre. Aku yang melihat hal itu, hanya tertunduk dan berjalan kearah rumahku yang berada persis di seberang Lapangan Basket. Aku segera masuk dan langsung berganti pakaian dengan membawa bola basket kesayanganku.
“ Eh, Rinda, kamu gak mau makan dulu ?” tanya mama yang sedaritadi menghias meja makannya
“ gak ma, aku lagi gak nafsu makan , aku mau main basket aja “
“ Yaudah terserah kamu, tapi jangan sore-sore pulangnya. Nanti kalo papa kamu tau kamu dimarahin “
“ Sip “

Setelah mengambil 1 buah apel yang di taruh diatas meja makan, aku segera menuju lapangan basket yang berada persis di depan rumahku. Dengan memainkan bola basketku, saat itu juga aku menyantap apel yang kuambil tadi. Tapi entah aku yang salah atau pengendara mobil itu, aku hampir tertabrak mobil yang bewarna merah itu. Tapi tunggu, bukannya itu mobil Kak Andre ?. Aku tak melihat siapa yang berada di dalam mobil itu. Yang ada di pikiranku , aku masih selamat. Kubiarkan saja orang itu melewatiku begitu saja tanpa mengucapkan kata maaf sedikitpun. Aku hanya menggeleng tak percaya dengan ulah orang tersebut. Hari itu, memang tiada orang yang memakai lapangannya. Dengan begini, aku bisa lebih leluasa untuk bermain basket. Sudah 1 jam lebih aku bermain sendirian dengan permainanku yang kacau. 

Aku tak memperdulikan hal itu. Yang kurasa sekarang hanya rasa letih. Sampai aku lupa membawa air minum. Rasanya begitu kering tenggorokanku. Tapi tiba-tiba ada yang meberikan sebotol minuman kepadaku. Aku langsung melihat siapa malaikat yang meemberikanku minum ini. Ini aku gak salah liat kan . Ini bener Kak Andre Pratama kapten basket itu ?. Karena aku belum percaya aku langsung menunduk dan memukul wajahku sendiri. Sakit, berarti ini sungguhan.
“ Hey, ini gak mau diterima ?” tanyanya sambil menggerakkan botol minuman itu
“ O, boleh juga, thanks ya “ jawabku gugup
“ Iya sam-sama. Sorry ya soal tadi “ ucapnya sambil duduk disebelahku

Aku masih belum percaya kalau yang duduk disampingku ini pangeran yang aku dambakan dari dulu. Rasanya aliran darahku berhenti di jantung sehingga terdengar suara detakannya yang begitu kuat.
“ Soal apa ?” tanyaku polos tak tau apa-apa
“ Tadi yang hampir nabrak kamu itu aku “
“ Oh, jadi kamu “ Tiba-tiba aku tak bisa marah dengan orang yang hampir merenggut nyawaku tadi.
“ Tadi aku buru-buru, makanya aku gak liat kamu lewat “
“ Iya gak papa kok, lain kali ati-ati ya, untung tadi Cuma aku “ jawabku seolah pasrah dengan keadaan
“ Kamu main sendirian ?”
“ Iya, lagi pula, biasanya banyak juga sih yang main, tapi tumben-tumbenan sepi banget “
“ Gimana kalo kita main bareng ?”
“ Haa, main bareng ? sama kamu ?” tanyaku kaget mendengar ucapan Kak Andre
“ Iya, emang kenapa ? kamu gak mau main bareng sama aku ?”
“ Bu..bukannya gitu, tapi dibandingin sama kamu, ya mainku kacau lah “ tiba-tiba gagap gara-gara Kak Andre
“ gak papa, Cuma buat have un aja kan, ayolah “
“ Okelah kalau kamu maksa, tapi masa kamu mau main pakek seragam lengkap kaya gini ?” tanyaku dengan mencuri pandangan untuk melihat Kak Andre
“ Iya , lagian mau pakek baju apa-apa gak masalah buat aku “
“ Iyalah, kamu kan jago “
“ gak juga kok, yuk main, “

Aku memulai dengan melempar bola kepada Kak Andre dan mencoba merebut bola itu dari Kak Andre. Entah apa yang merasuki ragaku, permainanku penuh dengan lamunan, hingga pada akhirnya saat Kak Andre melempar bola kepadaku, malah kepalaku yang terkena bola.
“ Aduhhhh ..” Rintihku saat bola mendarat tepat di kepalaku
“ Duh rin, sorry banget ya aku gak sengaja tadi “ ucap Kak Andre sambil menuntunku untuk duduk di kursi samping lapangan
“ Iya kak, ini bukan salah kamu kok. Aww... aku juga tadi yang lagi nglamun “
“ Lagi nglamunin apa sih Rin ?” tanya Kak Andre sambil membersihkan keringatnya
“ Bukan apa-apa kok, o iya, gimana hubungan kamu sama Friska ?” ups, aku keceplosan karena rasa ingin tau ku.
“ Oh, kami udah putus kok “
“ Hah ? putus ? bukannya tadi kamu masih pulang bareng ?” rasanya seperti turun dari langit ke-7 mendengar hal itu.
“ Iya, tadi waktu di jalan dia merengek minta ditemenin ke salon. Tau sendiri, kalo aku gak suka sama cewek yang over. Makanya aku terlanjur jengkel sama dia, yaudah kami putus “
“ Sesimple itukah ?”
“ Iya “
“ Berarti ada harapan dong ?” aduh aku keceplosan lagi gara-gara grogi dekat Kak Andre
“ Hah ? Maksut kamu gimana Rin ?” tanya Kak Andre heram
“ Eh, gak kok, maksutnya cewek-cewek yang ¬ngefans sama kamu gitu maksutnya “
“ Oh, kirain kamu , eh.. “ wah ternyata Kak Andre mulai kasih kode nih, kesempatan bagus yang gak boleh disiakan.
“Hah, GR banget kamu kak “ jawabku seperti orang yang sudah lama kenal dengannya
“ Jangan panggil kak, panggi aja Andre
“ Andre, lebih simple kedengarannya “

Setelah kejadian itu , kami semakin akrab dan tak jarang Kak Andre mengajakku pulang bareng, nonton, apalagi main basket. Padahal mainku begitu kacau. Sampai suatu hari, di selang kami bermain basket, Kak Andre memberikanku segelas jus Jeruk untuk memulihkan tenaga kami. Tapi entah mengapa, ada benda kecil yang berkilau berada di dalam minumanku. Aku segera mengambil benda itu setelah minumanku habis. Ternyata sebuah cincin yang terbuat dari perak. Aku bingung apa maksut dengan semua ini
“ Kak, kok ada cincin disini ?” tanyaku sambil memegangi cincin tersebut
“ ah masa ?” Kak Andre kemudian mengambil cincin itu dari tanganku, kemudian kak andre duduk dibawahku.
“ Kak .. kakak mau ngapain ?” tanyaku bingung
“ Rin, setelah aku mengenalmu dekat-dekat ini, aku merasa hidupku ada yang berbeda setelah mengenal kamu. Hari-hariku lebih bewarna sejak mengenal kamu . Rin, kamu mau gak jadi pacarku ?”

Oh neptunus, mimpi apalagi ini. Bukannya aku sudah terbangun dari tidurku semalam dengan air guyuran dari mama ?. Sengaja kucubit diriku sendiri. Berharap ini hanya sekedar mimpi saja. Aku hanya mengagumi Kak Andre. Walau ada sedikit niat untuk bisa mendapatkan Kak Andre. Tapi aku tau diri, siapa diriku sebenarnya. Aku bukan cewek dari kalangan menengah atas, kulit yang terawat oleh salon-salon mahal, pulang pergi dijemput mobil mewah. Aku gak punya semua itu.
“ Tapi kak, aku gak seperti mereka .” jawabku lemas bukannya senang
“ Rin, kamu beda sama mereka. Aku suka kamu yang apa adanya, bukan ada apanya. Mereka kebanyakan mengincar ketampanan dan hartaku. Tapi aku gak nemuin itu sedikitpun di kamu Rin. Rin, aku juga gak maksa kalo kamu emang gak mau asal....”
“Kalo aku mau jadi pacar kakak gimana ?”
“ Hah ?” jawab kak Andre kaget mendengar ucapanku
“ Aku gak bakal ngulang perkataanku 2x lo kak “ jawabku sambil tersenyum tipis
“ Ya, apapun yang kamu minta, aku bakal berusaha buat ngabulin, gimana ?”
“ ini gak mau dipakek in cincinnya ?’ tanyaku karena cincinnya hanya dipegang
“ O iya lupa, yaudah aku pakein ya ?”

Andre mulai menyematkan cincin cantik itu di tanganku. Tampak berkilau berada di tanganku. Kau hanya bisa tersenyum sembari memandangi cincin itu.
“ Iya sampai lupa lagi, kamu mau aku lakuin apa ?”
“ Oke,, aku minta kakak teriak sekeras-kerasnya, sampai orang-orang kompleks keluar dari rumahya”
“ Terus aku teriak apa ?”
“ Kakak teriak ‘ Hey, aku sayang banget sama Rinda’ “
“ Cuma gitu doang ?”
“ Itu udah lebih dari cukup kok “
“ Oke, hey semua orang yang ada disini. Aku sayang banget sama Rinda. Aku gak mau kehilangan dia “ teriak Kak Andre seperti orang gila.
Warga mulai bereaksi. Ada yang melempar sendal, tong sampah, sapu, dll. Aku dan Kak Andre lari bersama dan meninggalkan tempat itu. Rasanya aku tak mau kehilangan moment dengan Kak Andre. Tak jarang, disekolah Kak Andre juga memanggilku dengan panggilan “sayang” yang semakin membuat omongan anak-anak semakin menjadi-jadi tentang kami berdua. Dari situ aku mengerti, berkat bola basket yang mengenai kepalaku, aku jadi dekat dengan Andre. Cowok yang kutaksir selama ini.

Selesai

PROFIL PENULIS
Wonogiri, 16 tahun ~ Alamat Facebook : Widowati Salma Handansari

Labels: ,